smart home evomab (93)

KemenBUMN Siapkan Skema Pembiayaan Rumah yang Ramah bagi Gen Z: Solusi Hunian Terjangkau untuk Masa Depan

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (KemenBUMN) tengah menyiapkan terobosan besar untuk membantu generasi Z Indonesia, yang saat ini mulai memasuki dunia kerja dan membangun kehidupan mereka, untuk memiliki rumah pertama melalui pembiayaan rumah ramah Gen Z.

Banyak anak muda menghadapi tantangan dalam membeli rumah. KemenBUMN merancang skema pembiayaan rumah ramah Gen Z yang terjangkau dengan jangka panjang yang bisa mencapai hingga 30 tahun.

Skema Pembiayaan Jangka Panjang dengan Cicilan Terjangkau untuk Gen Z

Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo, mengungkapkan bahwa salah satu langkah besar yang tengah dilakukan adalah memanfaatkan FLPP atau Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan. Program ini menawarkan bunga rendah dengan tenor panjang.

Skema program ini diharapkan membantu generasi Z, khususnya mereka yang baru memulai karir. Juga mereka yang baru membangun keluarga dan ingin memiliki hunian pertama mereka dengan cicilan yang lebih terjangkau.

Program ini dirancang dengan mempertimbangkan daya beli yang terbatas bagi banyak anak muda di Indonesia. Kartika menyebutkan bahwa skema ini akan memulai cicilan rumah dengan angka yang rendah.

Idealnya cicilan dapat dijalankan dengan nominal di bawah Rp2 juta per bulan. Bahkan jika memungkinkan, di bawah Rp1 juta. Hal ini penting agar generasi Z tidak terbebani cicilan yang tinggi. Mengingat banyak dari mereka baru memulai karier dan mungkin belum memiliki penghasilan tetap dalam jumlah besar.

Fokus pada Pembangunan Perumahan di Luar Daerah Perkotaan

Selain skema pembiayaan yang ramah bagi Gen Z, KemenBUMN juga sedang mengupayakan pembangunan perumahan terjangkau. Rencananya akan berlokasi di luar daerah perkotaan besar. Pertimbangan lokasi tentunya menyesuaikan dengan rencana cicilan yang rendah.

Nantinya, pembangunan ini tidak hanya akan terfokus di kota-kota besar seperti Jakarta. Tetapi juga akan mencakup daerah-daerah di luar kota. Sehingga lebih banyak anak muda yang tinggal di berbagai wilayah dapat memiliki akses terhadap hunian yang layak dan terjangkau.

Program ini bertujuan untuk mengurangi kesenjangan antara perkotaan dan daerah pedesaan dalam hal akses ke perumahan yang berkualitas. Serta memberikan kesempatan bagi lebih banyak Gen Z untuk memiliki rumah di tempat yang sesuai dengan pilihan hidup mereka.

Kolaborasi dengan BUMN Lain untuk Mendukung Akses Infrastruktur

Selain bekerja sama dalam hal pembiayaan, KemenBUMN juga melibatkan berbagai perusahaan BUMN. Terutama BUMN yang berkaitan dengan sektor pembangunan dan infrastruktur untuk mendukung keberhasilan program ini.

Perusahaan-perusahaan semen dan konstruksi akan memastikan material bangunan tersedia dengan harga terjangkau. Selain itu, Telkom Indonesia akan turut berperan dalam menyediakan jaringan fiber optik. PLN memastikan mereka menyediakan akses listrik yang memadai bagi setiap rumah yang dibangun.

Kartika Wirjoatmodjo juga menambahkan bahwa selain infrastruktur dasar seperti listrik dan air. Pemerintah berencana menyediakan fasilitas umum yang mendukung kehidupan modern, seperti akses internet cepat yang Gen Z butuhkan dalam kegiatan sehari-hari mereka.

Mendukung Program Pemerintah 3 Juta Rumah

Sebagai bagian dari komitmen untuk menciptakan lebih banyak rumah terjangkau, KemenBUMN mendukung program pemerintah yang bertujuan menyediakan 3 juta rumah bagi masyarakat Indonesia. Program ini bertujuan untuk memberikan lebih banyak pilihan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah, khususnya untuk mereka yang baru memasuki dunia kerja dan mulai membangun kehidupan.

Dengan skema pembiayaan yang ramah Gen Z ini, diharapkan lebih banyak anak muda yang bisa memiliki rumah pertama mereka tanpa harus terbebani dengan cicilan yang berat. Ini akan menjadi langkah besar untuk menciptakan kesejahteraan jangka panjang bagi generasi muda Indonesia.

KemenBUMN menyiapkan skema pembiayaan rumah ramah Gen Z tidak hanya untuk mengatasi masalah perumahan. Tetapi juga untuk mendukung generasi muda Indonesia mewujudkan impian memiliki rumah pertama.

Dengan cicilan terjangkau, durasi panjang, dan dukungan berbagai perusahaan BUMN dalam infrastruktur. Program ini membantu semakin banyak Gen Z memiliki rumah sendiri tanpa merasa terbebani. Inilah kesempatan besar bagi mereka untuk memulai kehidupan yang lebih stabil dan sejahtera, serta membangun masa depan yang lebih baik.

smart home evomab (88)

Pemerintah Prabowo-Gibran Dorong Pembangunan Hunian Vertikal untuk Atasi Krisis Perumahan

Pemerintahan Prabowo-Gibran mengusung Program 3 Juta Rumah per Tahun, yang bertujuan untuk mengatasi masalah kekurangan perumahan di Indonesia. Salah satu fokus utamanya adalah pembangunan hunian vertikal seperti apartemen dan rumah susun, terutama di kota-kota besar yang mengalami urbanisasi cepat.

Program ini diharapkan bisa menyediakan hunian terjangkau bagi masyarakat, khususnya yang tinggal di perkotaan.

Mengatasi Masalah Perumahan dengan Hunian Vertikal

Pertumbuhan jumlah penduduk yang pesat, terutama di kota besar, menyebabkan kebutuhan akan perumahan semakin tinggi. Salah satu solusi yang diusulkan adalah hunian vertikal, seperti apartemen dan rumah susun, yang memanfaatkan lahan secara vertikal.

Hal ini menjadi penting karena lahan untuk membangun rumah tapak semakin terbatas. Namun, meskipun banyak yang membutuhkan hunian vertikal, harga jual dan sewa yang mahal seringkali membuat masyarakat kesulitan untuk memiliki hunian ini.

Strategi Pemerintah untuk Membuat Hunian Vertikal Terjangkau

Pemerintah Prabowo-Gibran menerapkan beberapa strategi untuk memastikan masyarakat dapat lebih terjangkau dan tertarik dengan hunian vertikal, mulai dari menerapkan konsep TOD (Transit-Oriented Development) hingga menurunkan harga sewa untuk MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah).

1. Pemanfaatan Lahan Milik BUMN dengan Konsep TOD

Salah satu strategi utama adalah memanfaatkan lahan yang tidak terpakai (idle) milik perusahaan milik negara (BUMN), seperti PT KAI. Lahan-lahan ini sering berada di lokasi yang sangat strategis, dekat dengan sarana transportasi umum seperti stasiun kereta api. Pemerintah memanfaatkan konsep Transit-Oriented Development (TOD) untuk membangun hunian vertikal yang mudah dijangkau menggunakan transportasi umum, sehingga mengurangi kemacetan dan memudahkan penghuni bepergian tanpa bergantung pada kendaraan pribadi.

2. Pengembangan Kawasan Campuran (Mixed-Use)

Strategi lainnya adalah mengembangkan kawasan campuran atau mixed-use, yang menggabungkan berbagai fungsi, seperti tempat tinggal, kantor, dan fasilitas publik dalam satu kawasan yang terintegrasi. Dengan cara ini, penghuni dapat tinggal, bekerja, dan beraktivitas di satu tempat yang mudah dijangkau, sehingga mengurangi kebutuhan akan transportasi jauh dan meningkatkan kualitas hidup.

3. Penurunan Harga Sewa untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)

Untuk menarik lebih banyak masyarakat agar mau tinggal di hunian vertikal, pemerintah juga menurunkan harga sewa rumah susun. Sebagai contoh, di Jakarta Selatan, harga sewa rumah susun yang sebelumnya Rp3,5 juta per bulan kini turun menjadi Rp1,1 juta hingga Rp2,2 juta per bulan. Penurunan harga ini bertujuan membantu gurupegawai negeri, dan anggota TNI/Polri yang berpenghasilan rendah agar dapat tinggal lebih dekat dengan tempat kerja mereka.

Keuntungan Hunian Vertikal untuk Lingkungan

Salah satu keuntungan utama dari pembangunan hunian vertikal adalah efisiensi penggunaan lahan. Hunian vertikal memanfaatkan ruang secara vertikal, sehingga membutuhkan lebih sedikit lahan dibandingkan dengan rumah tapak yang memerlukan banyak lahan.

Ini juga membantu melindungi lahan pertanian, yang penting untuk ketahanan pangan Indonesia, dari konversi menjadi kawasan perumahan.

Kolaborasi dengan Pengembang Swasta dan BUMN

Pemerintah juga bekerja sama dengan pengembang swasta dan BUMN untuk mempercepat pembangunan hunian vertikal. Kerja sama ini bertujuan menciptakan lebih banyak proyek perumahan untuk memenuhi kebutuhan hunian yang terjangkau bagi masyarakat.

Program 3 Juta Rumah: Solusi untuk Mengatasi Krisis Perumahan

Melalui Program 3 Juta Rumah per Tahun, pemerintah Prabowo-Gibran berkomitmen untuk menyediakan lebih banyak hunian vertikal di kota-kota besar. Pemerintah menerapkan berbagai kebijakan seperti pemanfaatan lahan BUMN. Pengembangan kawasan campuran, dan penurunan harga sewa untuk membantu masyarakat memiliki tempat tinggal yang terjangkau.

Selain itu, pembangunan hunian vertikal ini juga memiliki manfaat positif bagi lingkungan, seperti melindungi lahan pertanian dan mendukung keberlanjutan pembangunan.

Pemerintah Prabowo-Gibran menggagas Program 3 Juta Rumah per Tahun untuk mengatasi kekurangan perumahan di Indonesia. Dengan fokus pada pembangunan hunian vertikal di kota-kota besar, pemerintah ingin menciptakan solusi jangka panjangbagi permasalahan perumahan.

Pemerintah berharap hunian vertikal menjadi pilihan yang lebih terjangkau bagi masyarakat melalui strategi pemanfaatan lahan BUMN, kawasan campuran, dan penurunan harga sewa, serta melindungi lahan pertanian yang penting untuk ketahanan pangan Indonesia.

smart home evomab (55)

Dampak Negatif Program 3 Juta Rumah terhadap Industri Perumahan

Presiden Prabowo Subianto memprakarsai program 3 juta rumah yang memberikan dampak cukup besar pada pasar perumahan di Indonesia. Ketua Umum Real Estat Indonesia (REI), Joko Suranto, mengungkapkan bahwa peluncuran program ini memengaruhi penjualan rumah di tanah air.

Dikutip dari Tempo.co, banyak konsumen yang membatalkan pemesanan rumah. Dikarenakan mereka berharap bisa mendapatkan rumah gratis melalui program ini. “Dari 10 orang yang membeli, ada satu hingga tiga yang membatalkan,” kata Joko pada Rabu, 20 November 2024 di Kantor DPP REI, Jakarta.

Harapan masyarakat untuk mendapatkan rumah secara cuma-cuma membuat mereka ragu untuk melanjutkan pembelian. Namun, program ini juga belum jelas mengenai siapa saja yang bisa menerima bantuan rumah. Masyarakat masih menunggu informasi lebih lanjut tentang siapa yang akan mendapatkan rumah dari program ini.

Tujuan dan Strategi Program 3 Juta Rumah

Program 3 juta rumah bertujuan untuk membantu memenuhi kebutuhan tempat tinggal bagi masyarakat Indonesia. Target utama dari program ini adalah membangun dua juta rumah di desa-desa dan satu juta rumah di kota-kota. Untuk menjalankan program ini, Presiden Prabowo membentuk Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP). Sebelumnya program ini berada di bawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Menteri PKP, Maruarar Sirait menekankan bahwa pemerintah dan sektor swasta harus bekerja sama untuk mewujudkan target besar ini. Salah satu contoh nyata dari program ini adalah pembangunan 250 unit rumah yang dimulai pada 1 November 2024.

Proyek ini dibangun di atas lahan seluas 2,5 hektare yang dihibahkan oleh PT Bumi Samboro Sukses. Dengan biaya sekitar Rp 60 miliar, dan dikerjakan oleh PT Agung Sedayu Group.

Penyusunan Rencana dan Pendataan Penerima Manfaat

Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PKP, Iwan Suprijanto, menjelaskan bahwa pihaknya masih menyusun rencana pelaksanaan program 3 juta rumah. Namun, Iwan menekankan bahwa mereka akan fokus pada prinsip gotong royon.

Terutama dalam melaksanakan program ini, karena target yang ingin dicapai sangat besar. “Kami sedang menyusun rencana sambil mencari cara terbaik untuk melibatkan banyak pihak,” kata Iwan pada 6 November 2024.

Pemerintah juga berupaya memastikan data penerima rumah lebih akurat. Selain menggunakan data dari Badan Pusat Statistik, Kementerian PKP juga akan memakai data dari Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) serta mengandalkan pendataan dari pemerintah daerah. “Dengan data yang lebih tepat, penerima bantuan akan sesuai dengan yang membutuhkan,” jelas Iwan.

Kemudahan Pembiayaan Rumah

Iwan juga mengatakan bahwa program 3 juta rumah tidak hanya fokus pada pembangunan rumah, tetapi juga memberikan kemudahan akses pembiayaan bagi masyarakat untuk memiliki rumah.

Program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) membantu masyarakat memperoleh pembiayaan rumah dengan bunga yang lebih rendah. Program ini bertujuan untuk mempermudah masyarakat yang kesulitan mendapatkan rumah dengan harga yang terjangkau.

Pentingnya Keamanan dan Kualitas Rumah Baru

Selain pembangunan rumah, faktor keamanan dan kualitas rumah juga sangat penting. Salah satu produk yang dapat mendukung keamanan hunian baru adalah evomab Double Cylinder DC-B60. Silinder kunci ini sangat cocok untuk rumah-rumah yang dibangun dalam program 3 juta rumah karena kualitasnya yang sangat baik.

evomab DC-B60 menawarkan kunci silinder ganda dan memberikan garansi mekanikal selama 30 tahun. Produk ini menyertakan tiga anak kunci normal yang dapat digunakan dalam sistem Master Key. Dengan sistem ini, satu kunci master dapat membuka banyak pintu tanpa mengganggu fungsi kunci lainnya.

Kunci ini terbuat dari bahan kuningan berkualitas tinggi yang tahan karat dan tidak mudah korosi, sehingga cocok untuk berbagai kondisi iklim di Indonesia. Finishing Satin Nickel pada kunci ini memberikan tampilan yang elegan dan tahan lama. Dengan ukuran panjang 6 cm dan tinggi 3,2 cm serta berat 156 gram, silinder kunci ini menawarkan desain yang kokoh dan praktis.

Program 3 juta rumah bertujuan memberikan dampak positif pada sektor perumahan dan membantu masyarakat memiliki rumah layak. Namun, beberapa tantangan seperti masalah pendataan penerima dan kesiapan infrastruktur masih perlu diatasi.

Kedepannya, transparansi dan kerja sama antara pemerintah dan berbagai pihak akan menjadi kunci untuk keberhasilan program ini. Selain itu, Anda perlu memperhatikan faktor keamanan, seperti penggunaan sistem kunci berkualitas tinggi, untuk memastikan rumah-rumah yang dibangun aman dan nyaman untuk dihuni.