smart home evomab (94)

Program KPR FLPP: Solusi Mudah untuk Masyarakat Miliki Rumah Murah

Pemerintah Indonesia terus berusaha membantu masyarakat memiliki rumah layak huni dengan program KPR FLPP (Kredit Pemilikan Rumah Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan). Program ini memberikan kemudahan bagi masyarakat, terutama yang berpenghasilan rendah, untuk membeli rumah dengan harga terjangkau dan suku bunga yang ringan.

Menteri Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (PKP), Maruarar Sirait, mengatakan bahwa masyarakat dan pengembang perumahan sangat meminati program KPR FLPP. “Minat masyarakat untuk memanfaatkan KPR FLPP untuk rumah subsidi sangat tinggi. Program ini membantu rakyat memiliki rumah yang layak dan terjangkau,” ujar Ara, sapaan akrabnya.

Membantu Masyarakat Memiliki Rumah dengan Mudah

Pemerintah menyubsidi KPR FLPP, program pembiayaan rumah subsidi. Melalui program ini, masyarakat dapat membeli rumah dengan cicilan yang lebih ringan dan bunga yang lebih rendah. Hal ini sangat membantu bagi mereka yang ingin memiliki rumah, tetapi memiliki keterbatasan dana.

Maruarar juga menjelaskan bahwa Kementerian PKP mendukung kelanjutan program ini dan akan menyesuaikan pembiayaan agar lebih efisien. Sebelumnya, program ini menggunakan anggaran APBN sebesar 75% dan dana dari perbankan 25%.Untuk efisiensi, pemerintah akan mengubah proporsi ini menjadi 50% APBN dan 50% perbankan. “Dengan perubahan ini, kita berharap bisa menghemat anggaran tanpa mengurangi manfaat program untuk masyarakat,” tambah Maruarar.

Program yang Berhasil dan Diminati

Salah satu keunggulan dari KPR FLPP adalah rendahnya tingkat kredit macet. Artinya, banyak masyarakat yang mampu membayar cicilan mereka dengan lancar, bahkan ada yang melunasi pinjaman lebih cepat dari jadwal. Hal ini menunjukkan bahwa program ini berhasil membantu masyarakat untuk memiliki rumah.

Pemerintah berencana meningkatkan pembangunan rumah melalui KPR FLPP ke depan. Tahun depan, pemerintah akan meningkatkan kuota KPR FLPP menjadi 800.000 unit. Untuk mewujudkan hal ini, berbagai pihak harus memberikan dukungan, termasuk Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) yang mengawasi penyaluran bantuan agar tetap tepat sasaran.

Meningkatkan Akses Rumah bagi Semua

Program KPR FLPP merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mewujudkan visi “3 Juta Rumah” yang bertujuan menyediakan rumah yang layak dan terjangkau bagi seluruh rakyat Indonesia. Program ini diharapkan membantu masyarakat memiliki rumah sendiri tanpa khawatir dengan cicilan yang memberatkan.

Pengembang dan sektor perbankan semakin banyak memberikan dukungan, sehingga program KPR FLPP diharapkan terus berkembang dan memberikan manfaat lebih besar bagi masyarakat Indonesia. Program ini adalah bukti komitmen pemerintah dalam menciptakan kesejahteraan melalui penyediaan rumah yang terjangkau dan berkualitas.

smart home evomab (56)

Kenaikan PPN 12% Dinilai Membebani Pengembang, Apa Dampaknya bagi Pasar Properti?

Rencana pemerintah untuk menaikkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12% pada tahun 2025 kini menjadi isu hangat di kalangan pengembang properti, dengan banyak yang khawatir akan dampak dari kenaikan PPN 12% terhadap biaya pembangunan dan harga rumah.

Para pengamat memprediksi bahwa kebijakan ini akan meningkatkan beban biaya pembangunan rumah, yang sudah tinggi akibat lonjakan harga material bangunan. Para pengembang pun mulai merasa resah, khawatir kenaikan ini akan memperburuk kondisi pasar properti yang sudah mulai lesu.

Biaya Pembangunan Rumah Bisa Melonjak

Ari Tri Priyono, Ketua Umum HIMPERRA (Himpunan Pengusaha Realestat Indonesia), menyatakan bahwa kenaikan PPN langsung mempengaruhi harga berbagai bahan bangunan. Pabrik-pabrik akan menaikkan harga bahan bangunan, terutama semen, baja, dan bata, akibat kenaikan PPN 12%. Meskipun bahan baku alam mungkin tidak terpengaruh secara signifikan, bahan yang melewati proses manufaktur pasti akan mengalami kenaikan harga.

Ari mengatakan bahwa kenaikan ini sangat merugikan pengembang yang saat ini fokus pada pembangunan rumah subsidi. Pengembang telah menetapkan harga jualnya dan tidak dapat menaikkannya. Dengan biaya yang terus meningkat, margin keuntungan pengembang menjadi semakin kecil, bahkan ada kemungkinan mereka akan terpaksa menghentikan beberapa proyek.

Harga Rumah Melambung, Konsumen Terbebani

Junaidi Abdillah, Ketua Umum Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (APERSI), juga mengingatkan bahwa kenaikan harga bahan bangunan akibat PPN 12% akan menyebabkan harga jual rumah semakin tinggi. Hal ini tentunya akan berimbas pada daya beli konsumen yang semakin terbatas. Menurut Junaidi, jika harga rumah semakin mahal, maka konsumen akan semakin kesulitan untuk membeli rumah, yang pada gilirannya akan memperburuk penjualan di pasar properti.

Junaidi mengusulkan agar pemerintah mempertimbangkan pemberlakuan skema PPN Ditanggung Pemerintah (PPN DTP). Skema ini mengurangi beban konsumen jika pemerintah tetap menerapkan PPN 12%. Dengan demikian, daya beli masyarakat bisa tetap terjaga dan sektor properti tidak semakin terpuruk.

Kecurigaan Terhadap Penyalahgunaan Kenaikan PPN

Ari Tri Priyono mencurigai bahwa beberapa pihak bisa memanfaatkan kenaikan PPN 12% untuk menaikkan harga bahan bangunan lebih dari yang seharusnya. Meskipun secara resmi kenaikan tarif hanya 1%, ia khawatir ada pihak yang akan memanfaatkan celah ini untuk meraih keuntungan lebih besar dengan menaikkan harga bahan baku. Pihak-pihak tersebut bisa membuat dampak kenaikan PPN jauh lebih besar dari yang diharapkan.

Solusi Ekonomis di Tengah Kenaikan Biaya: Handle Set Accero AX-02

Di tengah lonjakan biaya pembangunan, para pengembang dan pemilik rumah yang ingin memperbaiki atau membangun properti juga perlu mempertimbangkan produk berkualitas dengan harga yang lebih terjangkau. Anda patut mempertimbangkan Handle Set Accero Commercial Series ukuran Besar AX-02.

Produk dari Accero ini menawarkan solusi ekonomis dengan kualitas yang sangat baik untuk proyek properti. Handle Set Accero AX-02 terdiri dari berbagai komponen penting yang diperlukan dalam pembangunan. Lever handle, body/mortise, hingga silinder dengan anak kunci komputer yang aman dan sulit diduplikasi, semuanya termasuk dalam paket Handle Set Accero AX-02.

Detail Handle Set Accero AX-02

  • Finishing: Satin Nickel (SN)
  • Bahan: Stainless SUS 201
  • Panjang pegangan handle dari as: 12,5 cm
  • Lebar ring kunci: 5,3 cm
  • Berat handle/pasang: 338 gr

Body/Mortise

  • Lidah body berjenis swing untuk kemudahan penggunaan.
  • Panjang Plat Body: 24 cm
  • Lebar Plat: 2,2 cm
  • Tebal Plat: 2,5 mm
  • Berat body: 375 gr

Silinder

  • Handle Set Accero AX-02 dilengkapi dengan 3 anak kunci komputer yang sulit dipalsukan.
  • Bahan: Kuningan dan Zinc Alloy, dengan finishing Satin Nickel – Chrome Plated.
  • Berat Cylinder: 162 gr

Produk ini cocok untuk berbagai proyek properti, baik untuk rumah tinggal, kantor, maupun gedung komersial. Dengan harga yang lebih terjangkau, Handle Set Accero AX-02 bisa membantu pengembang menghemat biaya pembangunan tanpa mengorbankan kualitas.

Apa yang harus dilakukan pemerintah terkait kebijakan PPN 12%?

Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan, menegaskan bahwa Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP) mengatur kenaikan PPN 12%. Pemerintah, bersama DPR, telah mempertimbangkan banyak aspek dalam pengambilan kebijakan ini, termasuk kondisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Meskipun begitu, pengembang berharap agar kebijakan ini tidak justru merugikan sektor properti yang tengah mengalami kesulitan.

Dengan berbagai tantangan yang ada, pengembang mengimbau agar pemerintah bisa lebih berhati-hati dalam menerapkan kebijakan ini. Kebijakan yang tidak tepat bisa mempengaruhi pertumbuhan sektor properti dan daya beli masyarakat, yang pada gilirannya dapat memperburuk perekonomian secara keseluruhan.