smart home evomab (54)

Kenapa Warren Buffett Menyarankan Anak Muda untuk Beli Rumah Daripada Saham?

Warren Buffett, seorang investor legendaris yang dikenal karena wawasan mendalam tentang dunia keuangan dan investasi, sering memberi nasihat berharga bagi generasi muda. Salah satu pertanyaan yang sering muncul di kalangan mereka adalah apakah lebih baik membeli saham atau beli rumah Warren Buffett yang pertama mereka.

Menariknya, pada sebuah wawancara tahun 2012, Warren Buffett memberikan saran yang mungkin terdengar berbeda dari kebanyakan pandangan investor modern. Ia menyarankan anak muda untuk beli rumah Warren Buffett, bukan saham, terutama jika mereka berencana untuk tinggal di satu tempat dalam waktu lama.

Alasan Mengapa Warren Buffett Menyarankan Pembelian Rumah

Salah satu alasan utama Warren Buffett menyarankan pembelian rumah adalah stabilitas finansial yang ditawarkan oleh kepemilikan properti. Dengan menggunakan hipotek jangka panjang, seperti pinjaman rumah dengan tenor 30 tahun. Pembeli dapat menikmati kestabilan pembayaran bulanan yang lebih terjamin. Suku bunga tetap yang terkunci pada hipotek memberikan kejelasan dan kepastian finansial, berbeda dengan sewa yang seringkali meningkat setiap tahun.

Dalam pandangannya, memiliki rumah memberikan rasa aman dan perlindungan terhadap inflasi, karena nilai properti cenderung meningkat seiring waktu. Meskipun harga properti mungkin lebih mahal saat ini. Warren Buffett berpendapat bahwa membeli rumah tetap menjadi keputusan yang bijak untuk kestabilan finansial jangka panjang. Hal ini terutama berlaku jika Anda membandingkannya dengan ketidakpastian yang ada pada investasi saham.

Mengapa Hipotek Jangka Panjang Menjadi Keuntungan

Buffett juga menggarisbawahi pentingnya memanfaatkan hipotek dengan bunga tetap sebagai alat perlindungan finansial. Suku bunga saat ini lebih tinggi dibandingkan beberapa tahun yang lalu, tetapi Anda tetap mendapatkan keuntungan jangka panjang dari pembayaran tetap. Pembayaran yang tetap setiap bulan memberikan keuntungan dalam jangka panjang, terutama saat inflasi terus meningkat. Sewa yang meningkat setiap tahun dapat memengaruhi anggaran Anda tanpa dapat Anda kendalikan.

Di sisi lain, kepemilikan rumah dengan hipotek tetap memberi Anda kestabilan. Yakni dengan pembayaran yang sudah pasti untuk beberapa dekade ke depan. Anda akan mendapatkan keuntungan besar jika membandingkannya dengan opsi investasi lain seperti saham atau obligasi yang lebih fluktuatif.

Apakah Masih Ada Potensi untuk Investasi Properti Saat Ini?

Namun, di tengah kondisi pasar properti yang semakin kompetitif, banyak orang mungkin merasa ragu untuk membeli rumah. Harga rumah yang semakin tinggi dan suku bunga yang lebih besar bisa menjadi hambatan. Meski begitu, Warren Buffett tetap percaya bahwa membeli rumah adalah keputusan yang bijak jika dilakukan dengan perencanaan yang hati-hati.

Bagi investor muda yang tertarik membeli rumah untuk disewakan, ada peluang di daerah-daerah yang sedang berkembang atau sedang dalam proses revitalisasi. Meski harga properti lebih tinggi di lokasi-lokasi ini, Anda masih bisa menemukan rumah dengan harga yang lebih terjangkau dibandingkan di pusat kota utama. Tentu saja, membeli properti di lokasi seperti ini memerlukan perencanaan matang dan kesiapan untuk melakukan renovasi atau perbaikan.

Kepemilikan Rumah Sebagai Investasi Jangka Panjang

Meskipun tantangan besar muncul dalam membeli rumah saat ini, Warren Buffett tetap menunjukkan prinsip yang relevan. Kepemilikan rumah adalah investasi jangka panjang yang tidak hanya memberikan stabilitas finansial, tetapi juga perlindungan dari inflasi. Berbeda dengan saham yang bisa sangat fluktuatif, properti memiliki kecenderungan untuk terus meningkat seiring berjalannya waktu.

Namun, Buffett mengingatkan agar para calon pembeli rumah berhati-hati dalam menilai situasi keuangan mereka dan mempertimbangkan biaya tambahan yang mungkin timbul, seperti perawatan rumah dan pajak properti. Semua faktor ini perlu dipertimbangkan agar pembelian rumah tidak menjadi beban finansial di masa depan.

Real Estate Masih Menjadi Pilihan Investasi yang Solid

Meskipun pasar properti saat ini penuh dengan tantangan, Warren Buffett tetap menganggap real estate sebagai pilihan investasi terbaik dalam jangka panjang. Ia mengingatkan agar investor muda tidak hanya fokus pada keuntungan jangka pendek. Tetapi melihat properti sebagai aset yang memberi keamanan dan kestabilan finansial di masa depan. Dengan perencanaan yang matang, membeli rumah—baik sebagai tempat tinggal atau investasi properti—dapat menjadi langkah yang bijak.

Jadi, jika Anda berencana untuk tinggal di satu tempat dalam jangka waktu lama dan siap untuk mengelola biaya yang ada. Saran Warren Buffett untuk membeli rumah bisa menjadi keputusan yang tepat. Ingatlah, investasi properti adalah komitmen jangka panjang yang akan berkembang seiring waktu.

smart home evomab (56)

Kenaikan PPN 12% Dinilai Membebani Pengembang, Apa Dampaknya bagi Pasar Properti?

Rencana pemerintah untuk menaikkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12% pada tahun 2025 kini menjadi isu hangat di kalangan pengembang properti, dengan banyak yang khawatir akan dampak dari kenaikan PPN 12% terhadap biaya pembangunan dan harga rumah.

Para pengamat memprediksi bahwa kebijakan ini akan meningkatkan beban biaya pembangunan rumah, yang sudah tinggi akibat lonjakan harga material bangunan. Para pengembang pun mulai merasa resah, khawatir kenaikan ini akan memperburuk kondisi pasar properti yang sudah mulai lesu.

Biaya Pembangunan Rumah Bisa Melonjak

Ari Tri Priyono, Ketua Umum HIMPERRA (Himpunan Pengusaha Realestat Indonesia), menyatakan bahwa kenaikan PPN langsung mempengaruhi harga berbagai bahan bangunan. Pabrik-pabrik akan menaikkan harga bahan bangunan, terutama semen, baja, dan bata, akibat kenaikan PPN 12%. Meskipun bahan baku alam mungkin tidak terpengaruh secara signifikan, bahan yang melewati proses manufaktur pasti akan mengalami kenaikan harga.

Ari mengatakan bahwa kenaikan ini sangat merugikan pengembang yang saat ini fokus pada pembangunan rumah subsidi. Pengembang telah menetapkan harga jualnya dan tidak dapat menaikkannya. Dengan biaya yang terus meningkat, margin keuntungan pengembang menjadi semakin kecil, bahkan ada kemungkinan mereka akan terpaksa menghentikan beberapa proyek.

Harga Rumah Melambung, Konsumen Terbebani

Junaidi Abdillah, Ketua Umum Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (APERSI), juga mengingatkan bahwa kenaikan harga bahan bangunan akibat PPN 12% akan menyebabkan harga jual rumah semakin tinggi. Hal ini tentunya akan berimbas pada daya beli konsumen yang semakin terbatas. Menurut Junaidi, jika harga rumah semakin mahal, maka konsumen akan semakin kesulitan untuk membeli rumah, yang pada gilirannya akan memperburuk penjualan di pasar properti.

Junaidi mengusulkan agar pemerintah mempertimbangkan pemberlakuan skema PPN Ditanggung Pemerintah (PPN DTP). Skema ini mengurangi beban konsumen jika pemerintah tetap menerapkan PPN 12%. Dengan demikian, daya beli masyarakat bisa tetap terjaga dan sektor properti tidak semakin terpuruk.

Kecurigaan Terhadap Penyalahgunaan Kenaikan PPN

Ari Tri Priyono mencurigai bahwa beberapa pihak bisa memanfaatkan kenaikan PPN 12% untuk menaikkan harga bahan bangunan lebih dari yang seharusnya. Meskipun secara resmi kenaikan tarif hanya 1%, ia khawatir ada pihak yang akan memanfaatkan celah ini untuk meraih keuntungan lebih besar dengan menaikkan harga bahan baku. Pihak-pihak tersebut bisa membuat dampak kenaikan PPN jauh lebih besar dari yang diharapkan.

Solusi Ekonomis di Tengah Kenaikan Biaya: Handle Set Accero AX-02

Di tengah lonjakan biaya pembangunan, para pengembang dan pemilik rumah yang ingin memperbaiki atau membangun properti juga perlu mempertimbangkan produk berkualitas dengan harga yang lebih terjangkau. Anda patut mempertimbangkan Handle Set Accero Commercial Series ukuran Besar AX-02.

Produk dari Accero ini menawarkan solusi ekonomis dengan kualitas yang sangat baik untuk proyek properti. Handle Set Accero AX-02 terdiri dari berbagai komponen penting yang diperlukan dalam pembangunan. Lever handle, body/mortise, hingga silinder dengan anak kunci komputer yang aman dan sulit diduplikasi, semuanya termasuk dalam paket Handle Set Accero AX-02.

Detail Handle Set Accero AX-02

  • Finishing: Satin Nickel (SN)
  • Bahan: Stainless SUS 201
  • Panjang pegangan handle dari as: 12,5 cm
  • Lebar ring kunci: 5,3 cm
  • Berat handle/pasang: 338 gr

Body/Mortise

  • Lidah body berjenis swing untuk kemudahan penggunaan.
  • Panjang Plat Body: 24 cm
  • Lebar Plat: 2,2 cm
  • Tebal Plat: 2,5 mm
  • Berat body: 375 gr

Silinder

  • Handle Set Accero AX-02 dilengkapi dengan 3 anak kunci komputer yang sulit dipalsukan.
  • Bahan: Kuningan dan Zinc Alloy, dengan finishing Satin Nickel – Chrome Plated.
  • Berat Cylinder: 162 gr

Produk ini cocok untuk berbagai proyek properti, baik untuk rumah tinggal, kantor, maupun gedung komersial. Dengan harga yang lebih terjangkau, Handle Set Accero AX-02 bisa membantu pengembang menghemat biaya pembangunan tanpa mengorbankan kualitas.

Apa yang harus dilakukan pemerintah terkait kebijakan PPN 12%?

Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan, menegaskan bahwa Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP) mengatur kenaikan PPN 12%. Pemerintah, bersama DPR, telah mempertimbangkan banyak aspek dalam pengambilan kebijakan ini, termasuk kondisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Meskipun begitu, pengembang berharap agar kebijakan ini tidak justru merugikan sektor properti yang tengah mengalami kesulitan.

Dengan berbagai tantangan yang ada, pengembang mengimbau agar pemerintah bisa lebih berhati-hati dalam menerapkan kebijakan ini. Kebijakan yang tidak tepat bisa mempengaruhi pertumbuhan sektor properti dan daya beli masyarakat, yang pada gilirannya dapat memperburuk perekonomian secara keseluruhan.